Sabtu, 21 Mei 2011

Islam Rahmatan Lil 'Alaamiiin


Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.
Pernyataan  bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.
Secara bahasa,
الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ
rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lainrahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
Penafsiran Para Ahli Tafsir
1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:
“Pendapat yang lebih benar dalam menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat disini bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua penafsiran:
Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus.
Orang kafir yang memerangi beliau, manfaat yang mereka dapatkan adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka, itu lebih baik bagi mereka. Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab kelak di akhirat. Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, dipercepatnya ajal lebih bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran.
Orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau, manfaat bagi mereka adalah dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan perjanjian. Mereka ini lebih sedikit keburukannya daripada orang kafir yang memerangi NabiShallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Orang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir saja, mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain.
Dan pada umat manusia setelah beliau diutus, Allah Ta’ala tidak memberikan adzab yang menyeluruh dari umat manusia di bumi. Kesimpulannya, semua manusia mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit’. Andaikan fulan tidak meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”
2. Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir:
“Makna ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan membawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian’. Dengan kata lain, ’satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai Muhammad, adalah sebagai rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat’ ”
3. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:
“Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah seluruh manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh manusia baik mu’min dan kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja? Sebagian ahli tafsir berpendapat, yang dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min maupun kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu dalam menafsirkan ayat ini:
من آمن بالله واليوم الآخر كتب له الرحمة في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما أصاب الأمم من الخسف والقذف
Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar
dalam riwayat yang lain:
تمت الرحمة لمن آمن به في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن به عوفي مما أصاب الأمم قبل
Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman kepada Rasulullah. Sedangkan bagi orang-orang yang enggan beriman, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu
Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang beriman saja. Mereka membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat ini:
فهو لهؤلاء فتنة ولهؤلاء رحمة , وقد جاء الأمر مجملا رحمة للعالمين . والعالمون هاهنا : من آمن به وصدقه وأطاعه
Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada yang mendapat rahmah, walaupun bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya umum, yaitu sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh manusia yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, membenarkannya dan menaatinya
Pendapat yang benar dari dua pendapat ini adalah pendapat yang pertama, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas. Yaitu Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik mu’min maupun kafir. Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya RasulullahShallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah” (diterjemahkan secara ringkas).
4. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi
“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
كان محمد صلى الله عليه وسلم رحمة لجميع الناس فمن آمن به وصدق به سعد , ومن لم يؤمن به سلم مما لحق الأمم من الخسف والغرق
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan air
Ibnu Zaid berkata:
أراد بالعالمين المؤمنين خاص
Yang dimaksud ’seluruh manusia’ dalam ayat ini adalah hanya orang-orang yang beriman” ”
5. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
“Maksud ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk’. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
إنما أنا رحمة مهداة
Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)” (HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/596. Hadits ini di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 490, juga dalamShahih Al Jami’, 2345)
Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan lilmu’minin‘, namun mengatakan ‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena Allah Ta’alaingin memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para Nabi, Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia. Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka. Selain itu mereka pun tidak lagi ditimpa azab berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau ditenggelamkan dengan air”

Kamis, 19 Mei 2011

Beasiswa Di Universitas Ummul Quro


Pada tahun 1369 H Raja Abdul Aziz memerintahkan untuk mendirikan sekolah tinggi Syari’ah di Mekkah sebagai lembaga pendidikan tingkat tinggi pertama di Arab Saudi, yang pada akhirnya menjadi cikal bakal Universitas Ummul Qura. Meski umurnya yang baru, UQU merupakan salah satu universitas yang mempunyai nilai lebih jika dilihat dari letak, sejarah dan prestasinya. UQU telah berkembang menjadi sebuah lembaga akademis yang mempunyai nama dan posisi yang tinggi, terutama dalam bidang ilmu-ilmu syariah, pendidikan (tarbiyah) dan studi Islam, di samping spesialisasi-spesialisasi ilmu-ilmu eksakta.
Pada masa pemerintahan Raja Fahd, UQU berhasil melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas yang cukup signifikan. Pada masa ini, didirikan berbagai fasilitas pendukung dan pembentukan fakultas-fakultas baru. Selain itu jumlah staf pengajar dan mahasiswanya pun meninggkat tajam. Saat ini, Universitas UM sedang dalam tahap penyelesaian proyek Kampus Baru Universitas serta melanjutkan pengembangan dan pembaharuan.

Teluk Umar Bukan Teluk Persia


Teluk Arabia bukan Teluk Persia, BAHKAN mulai sekarang kita sebut “TELUK UMAR IBNUL KHATTHAB”!!!!!
Bukti terbesar bagi kebencian Syiah (Iran) kepada Nabi Muhammad, dan ahlul bait adalah penamaan mereka terhadap Teluk Arabia dengan nama teluk Persia.
Nabi orang Arab, imam Ali orang Arab, Hasan, Husen orang Arab, Fatimah az-Zahra` orang Arab. Bahkan tidak ada satupun imam ahlul bait dari Persia, semuanya dari Arab. Namun mengapa Iran bersikeras menamakan teluk arab dengan teluk Persia?
Oleh karena itu sejatinya mereka mengagungkan Persia dan majusi benci arab dan Islam, namun mereka menjadikan ahlul bait sebagai topeng!
Dilihat dari geografi dan etnis maka itu adalah teluk arab bukan teluk Persia.
Di teluk ada tiga pulau yang bernama P. Thunub syughra. P. thunub Kubra dan p. Abu Musa. 3 pulau ini termasuk wilayah Emirat (Arab) namun sejak kurang dari 40 tahun lalu dicaplok dan dijajah oleh Iran. Iran memaksa-maksa memasukkannya kedalam wilayah Persia. Persisi sepert Yahudi Bani Israel yang merampas dan merampok tanah Palestina (Arab) yang mereka klaim sebagai tanah yahudi. Sampai hari ini Emirat menuntut kembalinya 3 pulau arab itu.

Darurat Wahai Ummat Nabi Muhammad SAW

Negara Iran (Syiah yang mengkafirkan para khulafaurrasyidin dan istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan yang mengatakan kalau al-Qur`an ini palsu) protes kepada google atas penamaannya terhadap Teluk Arabdengan namanya (yang asli) ini.
Iran menuntut agar Google menggunakan nama Teluk Persia (karena kebencian Iran/Syiah kepada Arab, termasuk kalau nanti Imam mahdi versi mereka datang yang akan dilakukan pertama adalah menghukum sahabat Abu Bakar dan sahabat Umar radhiyallahu a’nhuma –setelah dibangkitkan dari kuburnya menurut mereka- lalu membantai bangsa Arab.
Google akhirnya setuju melakukan voting untuk memilih antara nama teluk arab dan teluk Persia. Jika yang menyuarakan teluk Persia menang maka nama teluk arab akan dihapus diganti dengan teluk Persia.
Hasil sementara sangat mengejutkan. Orang Islam yang tahu dan yang peduli sangat sedikit :
Sementara:
red Darurat Wahai Ummat Nabi Muhammad SAW!!! ‏​‏​Persian Gulf خليج فارس – 60.7%
blue Darurat Wahai Ummat Nabi Muhammad SAW!!! ‏​‏​Arabian Gulf الخليج العربي- 39.3%
Total votes: 2391158
Saudaraku, berbuatlah selagi bisa. Caranya:
buka halaman:
http://www.persianorarabiangulf.com/index.php
lalu tekan di lingkaran kecil/kotak kecil warna biru yang bertuliskan
blue Darurat Wahai Ummat Nabi Muhammad SAW!!! ‏​‏​Arabian Gulf الخليج العربي
Lalu tekan vote
Jangan keliru!!!

Lakukan sebelum waktunya habis.
Sebarkan ke email teman!!


Selasa, 17 Mei 2011

NASIHAT PARA IMAM (EMPAT MADZHAB) UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN MENIGGALKAN UCAPAN MEREKA YANG MENYELISIHINYA

IMAM ABU HANIFAH, NUKMAN BIN TSABIT – RAHIMAHULLAHU -  BERKATA: 

1. Apabilah sebuah hadits telah shahih, maka itulah madzabku (pendapatku).

2. Tidak halal bagi siapapun untuk mengikuti  pendapatku, sebelum ia tau dari  mana   kami mengambilnya.Dalam riwayat yang lain : haram bagi orang yang  tidak   mengetahui dalilku untuk berfatwa dengan ucapanku. Ia menambah dalam sebuah riwayat : sesungguhnya kami adalah manusia, hari  ini  mengatakan sesuatu dan besok kami menarik ucapan ini itu kembali.Dalam riwayat yang lain : Celaka kamu wahai ya'qub (dia adalah Abu yusuf) janganlah  kamu tulis semua apa yang kamu dengar dari saya, maka sesungguhnya bisa jadi        hari ini aku berpendapat sesuatu kemudian besok aku meninggalkanya, atau besok     aku berpendapat kemudian lusa aku 
meninggalkanya.  

3. Apabila aku mengatakan suatu ucapan yang menyelisihi al-quran dan as-sunnah, maka tinggalkanlah ucapanku.


Senin, 16 Mei 2011

Sang Penakluk Maghrib Dan Andalusia

Ikhwati fillah, dalam tulisan ini saya mengajak Anda untuk menyimak biografi singkat Al Imam Al Kabir, Musa bin Nushair Sang Penakluk Andalusia.

Pernahkah Anda mendengar tentangnya? Jika belum, marilah kita simak biografi singkatnya sebagai berikut.

Dialah Musa bin Nushair yang lahir tahun 19 H.Seorang panglima yang disegani, ahli siasat dan lelaki yang bertekad bulat. Beliaulah yang memimpin armada laut kaum muslimin di zaman Mu’awiyah tahun 27 H untuk menaklukkan Cyprus, dan setelah berhasil menguasainya, beliau membangun berbagai benteng pertahanan di dalamnya.
Al-Baghawi menceritakan bahwa Musa menjabat sebagai wali (gubernur) wilayah Afrika pada tahun 79 H, dan berhasil menaklukkan kota-kota dan daerah yang sangat banyak di sana. Beliau juga lah yang berhasil menaklukkan negeri Andalusia, sebuah negeri di wilayah Spanyol yang memiliki banyak kota, desa dan perkebunan. Seiring dengan masuknya Andalusia ke pangkuan Islam, beliau menawan sejumlah besar musuh dan mendapat ghanimah yang tak terhitung banyaknya, dari emas dan permata yang tak ternilai.
Adapun alat-alat, perkakas dan hewan ternak,sungguh di luar logika… demikian pula dengan anak-anak dan wanita cantik yang jatuh sebagai tawanan, demikian banyak jumlahnya. Belum pernah sejarah mencatat kaum muslimin mendapat tawanan yang demikian banyaknya.    

Dialah Musa bin Nushair yang lahir tahun 19 H.Seorang panglima yang disegani, ahli siasat dan lelaki yang bertekad bulat. Beliaulah yang memimpin armada laut kaum muslimin di zaman Mu’awiyah tahun 27 H untuk menaklukkan Cyprus, dan setelah berhasil menguasainya, beliau membangun berbagai benteng pertahanan di dalamny  

Selain penakluk, Musa juga seorang da’i ulung.Berkat jasanyalah penduduk Maghrib (Afrika Utara) masuk Islam. Beliau juga mengajari mereka tentang Al Qur’an. Konon tiap kali pasukannya bergerak, mereka membawa ghanimah di atas punggung sapi, saking banyaknya dan tidak mampu lagi diangkat oleh kendaraan.      

Selama penaklukannya, Musa tergolong panglima yang bernasib baik. Konon dikisahkan bahwa tatkala menaklukkan Andalusia, ada seseorang yang berkata kepadanya: “Utuslah sejumlah pasukan bersamaku, niscaya akan kutunjukkan kepadamu harta karun yang agung”. Maka Musa mengutus sejumlah pasukan bersama orang tersebut ke suatu tempat. Sesampainya di sana, orang itu memerintahkan mereka agar menggali, maka mereka pun menggali hingga menemukan sebuah ruangan besar yang berisi permata, yakut, zabarjud yang membuat mereka terbelalak. Adapun emas maka tak bisa lagi diceritakan banyaknya.

Minggu, 15 Mei 2011

Dakwah Tauhid : Dakwah Pengikut Nabi Yang Hakiki


Tauhid adalah inti dakwah para Rasul, dari Rasul yang pertama sampai rasul yang terakhir. Alloh berfirman, “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh saja, dan jauhilah Thaghut’.” (An Nahl: 36)
Kaum muslimin sekalian, mereka tidaklah mendakwahi ummatnya dengan menekankan perbaikan ekonomi terlebih dahulu, tidaklah pula dengan merebut kekuasaan para penguasa yang zhalim terlebih dahulu dan mendirikan daulah islamiyah. Padahal kita semua tahu bahwa para rasul tersebut diutus di tengah-tengah masyarakat yang penguasanya amat zholim. Namun pokok dakwah mereka adalah perbaikan akidah ummat dan membersihkannya dari segenap kotoran syirik.

Bimbingan Bagi Para Pemuda Yang Ingin Kembali Ke Jalan Alloh

Oleh: Asy Syaikh DR. Shalih bin Fauzan Al Fauzan
Soal:
Saya adalah seorang pemuda yang ingin bertaubat, kembali ke jalan Allah. Apa yang harus saya lakukan agar bisa menjauh dari perbuatan maksiat?
Jawab:
Bertaubat kepada Allah adalah perkara yang wajib, demikian juga bersegera dalam taubat adalah perkara yang wajib. Tidak boleh mengakhirkan taubat sampai terlambat, karena seseorang tidak tahu kapan maut menjemputnya.
Allah ta’ala berfirman,
{إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوَءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلَـئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ}
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kebodohan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang taubatnya diterima Allah.” (An Nisa: 17)
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
(أتبِعِ السَّيِّئة الحسنة تَمحُها)
“Ikutilah kejelekan dengan kebaikan, dia akan menghapuskan kejelekan itu.” (HR. At Tirmidzi dalam Sunannya [6/204], dari hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu)
Mengikuti kebaikan di sini maknanya adalah bersegera, karena termasuk dari adab taubat adalah bersegera dan tidak mengakhirkannya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More