Selama ini, yang sering menjadi topik kekhawatiran adalah sepak terjang para misionaris yang menjajakan agama Nashrani –yang telah ditinggalkan para penganutnya di negeri asalnya– untuk memurtadkan saudara-saudara kita seagama. Apalagi jika terjadi di kantong-kantong kaum Muslimin. Atau isu ghazwul fikri, perang pemikiran yang dikobarkan para orientalis dan ‘orang dalam’ yang telah teracuni oleh syubhat kekufuran yang bernaung dalam komunitas Islam liberal.
Bahaya-bahaya lain yang mengancam keyakinan seorang Muslim sebenarnya tidak terpaku pada hal-hal yang telah di sebut di muka. Masih ada ancaman bahaya yang tidak boleh dipandang dengan sebelah mata. Yakni, golongan-golongan yang berbaju Islam, namun berhati hitam. Sekian banyak akidah dan aturan telah diadopsi dari luar Islam. Di antara golongan tersebut yang paling berbahaya adalah penganut agama Syi‘ah. Mereka adalah sekumpulan anak manusia yang menjadikan celaan kepada para Sahabat yang mulia sebagai ‘komoditas’ utama; taqiyah yang merupakan tindakan bermuka dua (nifâq) sebagai kewajiban agama yang mutlak, menuhankan Sahabat ‘Ali Radhiyallahu ‘anhu, dan kedustaan menjadi menu wajib pada komunikasi verbal dan literatur mereka.